Pagi ku ini tidak seperti pagiku biasanya.
Suara merdu teriakan ibuku yang tiap pagi selalu membangunkanku, kini terlihat berbeda.
samar-samar ku dengar dalam tidur, terdengar seperti tangisan lirih menandakan sudah tak kuat lagi menahan atau sudah tidak kuat untuk berpura-pura kuat.
Tidak, aku tidak bertanya mengapa air mata itu keluar di pagi yang seharusnya cerah ini.
karna yang aku tau, tangisan tidak butuh kata tanya, ia hanya butuh pelukan untuk sedikit mengurangi beban yang aku pun tidak tau seberapa berat yang ia tanggung.
Dan dari mu, ibu.
aku belajar menerima setiap kekurangan pasangan.
aku belajar bersabar dalam diam.
aku belajar mendahulukan orang terkasih, dalam arti kata lain "biar saja anak&suamiku kenyang, aku bisa minum air putih sampai kenyang"
aku belajar menemani tanpa mengeluh.
Berhentilah menangis, bu.
aku tidak bisa melakukan apapun untuk menenangkan. karna aku pun tidak pernah tau gimana rasanya kehangatan disaat sedih dan pelukan disaat tangis.
yang aku tau, aku hanya bisa menyimpan itu sendiri tanpa membaginya untuk orang lain.
Ibu pernah bilang, aku anak terkuat yang ibu punya.
Ibu pernah bilang, aku anak yang gak pernah nangis meskipun merasa sakit.
Ibu pernah bilang, aku anak yang bisa tertawa meskipun ibu tau hatiku hancur saat itu.
Ibu pernah bilang, aku seperti ibu. yang selalu mendahulakan kebahagian orang lain daripada kebahagiaan sendiri.
Ibu pernah bilang, aku seperti ibu. yang rela menahan lapar untuk orang lain bisa kenyang.
Itu semua karna ibu,
secara sadar atau tidak.
sikapmu mengajarkan ku untuk memendam kesedihan dan membagi kebahagiaan.
Dan hari ini,
Ibu tidak lagi bisa memendam kesedihannya.
Suara merdu teriakan ibuku yang tiap pagi selalu membangunkanku, kini terlihat berbeda.
samar-samar ku dengar dalam tidur, terdengar seperti tangisan lirih menandakan sudah tak kuat lagi menahan atau sudah tidak kuat untuk berpura-pura kuat.
Tidak, aku tidak bertanya mengapa air mata itu keluar di pagi yang seharusnya cerah ini.
karna yang aku tau, tangisan tidak butuh kata tanya, ia hanya butuh pelukan untuk sedikit mengurangi beban yang aku pun tidak tau seberapa berat yang ia tanggung.
Dan dari mu, ibu.
aku belajar menerima setiap kekurangan pasangan.
aku belajar bersabar dalam diam.
aku belajar mendahulukan orang terkasih, dalam arti kata lain "biar saja anak&suamiku kenyang, aku bisa minum air putih sampai kenyang"
aku belajar menemani tanpa mengeluh.
Berhentilah menangis, bu.
aku tidak bisa melakukan apapun untuk menenangkan. karna aku pun tidak pernah tau gimana rasanya kehangatan disaat sedih dan pelukan disaat tangis.
yang aku tau, aku hanya bisa menyimpan itu sendiri tanpa membaginya untuk orang lain.
Ibu pernah bilang, aku anak terkuat yang ibu punya.
Ibu pernah bilang, aku anak yang gak pernah nangis meskipun merasa sakit.
Ibu pernah bilang, aku anak yang bisa tertawa meskipun ibu tau hatiku hancur saat itu.
Ibu pernah bilang, aku seperti ibu. yang selalu mendahulakan kebahagian orang lain daripada kebahagiaan sendiri.
Ibu pernah bilang, aku seperti ibu. yang rela menahan lapar untuk orang lain bisa kenyang.
Itu semua karna ibu,
secara sadar atau tidak.
sikapmu mengajarkan ku untuk memendam kesedihan dan membagi kebahagiaan.
Dan hari ini,
Ibu tidak lagi bisa memendam kesedihannya.
Komentar
Posting Komentar