Langsung ke konten utama

Surat Untuk Mantan

Hy...masa lalu

Pagi dibulan ini terasa cerah sehabis mendung, mungkin langit pun tersenyum melihat bahagia yang sudah kita ciptakan sendiri sehabis sedih, tawa yang kita ciptakan sendiri sehabis tangis.

aku mulai terbiasa bangun tanpa sapaan dari mu, aku terbiasa terlelap tanpa peluk mu, aku mulai terbiasa menerjang hujan tanpa badan mu.
sedihkah? tidak. tapi agak sedikit menyakitkan menikmati proses ini.

Terimakasih, dengan mu aku belajar arti menghargai.
dengan mu aku belajar arti di sia-siakan.
dengan mu aku lebih belajar arti sabar.
dengan mu aku belajar berpikir positif.
dengan mu aku belajar tentang kesetiaan.
dan dengan mu aku belajar bahwa semua yang ingin pergi tidak bisa aku pertahankan (lagi).

kita tidak perlu menyesali akhir ini, karena yang harus kamu lakukan sekarang bersikap baiklah tanpaku.

dan, aku adalah perempuan yang bahagia hari ini.
karena aku pernah memperlakukan kamu sebaik-baiknya di dalam keadaan apapun sebelum kita memutuskan untuk bahagia sendiri-sendiri daripada saling menyakiti.
memang bukan aku yang terindah, tapi semoga kamu menjadi pribadi yang lebih baik setelah denganku.

dan, kamu...
tidak perlu menyesali kehilangan ku suatu hari nanti.
karena yang baik akan tergantikan dengan yang lebih baik asal kamu mencoba untuk memperbaiki.
biarlah aku tersimpan dalam memori kenanganmu, agar bisa kau ingat dengan bahagia.
candaku, tawaku, tangisku, pelukmu...akan menjadi senyuman jika kita ingat di kehidupan selanjutnya.

dan...
seketika aku tersadar, sakitku kembali terulang.
seakan memori 6 tahun yang lalu memutar kenangannya kembali.
bagaimana caraku terbangun dari jatuh.
bagaimana caraku merelakan dia memeluk yang lain.
bagaimana caraku belajar membiarkan bukan melupakan.
bagaimana caraku berdamai dengan sakit hati.
bagaimana caraku menerima orang baru di hidupku.
bagaimana pun itu, aku tidak bisa berkhianat dengan masa lalu.

sebaiknya...
Kamu tidak perlu khawatir akan perpisahan yang sudah pasti ada jika ada pertemuan, hanya saja waktu yang kita tidak pernah tau.
entah perpisahan karena maut atau perpisahan karna di ambil orang.

selalu berpikir positif,
dan kamu akan menemukan diriku yang lebih baik dari sebelumnya.
seseorang yang pernah kamu rendahkan akan menjadi seseorang yang kamu rindukan.

dan jika malam ini kamu menyesali karena telah mencampakkanku,
aku hanya ingin berbisik "selamat mencintai ketiadaanku, sayang"









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seribu kebaikan akan mudah dilupakan dengan satu kesalahan

Gua tipe orang yang benci kalo udah bicara tentang waktu dan proses, kenapa? LAMA. tapi emang ga pernah munafik kalo waktu dan proses yang buat kita belajar,  yang buat kita dewasa. gua emang munafik kalo bilang diri gua udah dewasa, dan gua gamau di nilai "sok bener" sama orang lain. gua emang pinter ngasih tau orang, nasehatin orang, ngasih solusi ke orang, tapi gua ga bisa ngasih tau, nasehatin dan ngasih solusi ke diri gua sendiri. Kebanyakan orang juga kaya gitu, pasti! Dibalik semua yang orang nilai dengan sebelah mata ataupun dengan kedua matanya tentang gua, ga semua nya bener. Mereka hanya liat sisi "buruk" gua, dan ga pernah inget satu kebaikan gua. Karna gua pernah denger pepatah " When i'm right no one remembers and when i'm wrong no one forget" sama aja kaya " Seribu kebaikan akan mudah dilupakan dengan satu kesalahan"  Gua emang bukan orang yang suka ngungkit kebaikan diri sendiri, cuma sebelum kalian nilai orang sebe...

Pagi...Mendung

Pagi...mendung. Semendung hati ini yang sempat terisak karena mengingat sebuah tangis yang tak tersapu air mata nya oleh siapapun. Dimulai dengan suatu sore tahun 2001 silam, dengan kedua mata ku sendiri... Aku terkaget disaat melihat seorang anak perempuan kecil, di pukul, di injak, di seret di lantai oleh ibu nya sendiri di depan ayah nya dan adik nya. dalam benak ku bertanya, apa yang menjadi kesalahannya sehingga ibu nya tega berbuat seperti itu? kenapa ayah diam saja melihat anaknya pertamanya (mungkin) di perlakukan seperti itu oleh ibu nya? Dengan ketidak tahuan ku, akhirnya aku tau apa yang terjadi. disaat itu, anak yang sedang riang-riangnya tiba-tiba dikagetkan oleh ibu nya yang membentak dan berperilaku kasar dengan memaki dan menuduh anak itu mengambil uang ibu itu yang hanya sebesar 10ribu-15ribu seingatku. anak itu dengan sedihnya cuma bisa berkata "aku ga ngambil uang ibu...", apakah ibu itu tinggal diam? tidak. Ibu terus memaki, menyeret, bahka...

Bad

ini bukan pertama kalinya aku merasakan patah hati setelah bertahun-tahun menjalani hubungan, ini kali kedua setelah 5 tahun yang lalu dan aku merasakan sedikit ke khawatir-an yang berarti tentang kehilangan. Aku pernah berada di posisi lebih buruk dari ini dan lebih terpuruk dari ini, sama-sama di sia-siakan. Entahlah, aku yang santai atau memang perasaan ini tidaklah begitu buruk dari sebelumnya. Hanya ada sedikit ke khawatiran kecil yang memenuhi kepala ku, bagaimana jika... Aku tidak pernah sekalipun memaksa kan orang lain untuk terus bersama, bukan karena aku menyerah tapi aku hanya pasrah atas semua keputusan yang ada. Bagaimana pun, aku telah melakukan semua hal yang baik dan apa yang harus ku lakukan di akhir hubungan ini. Aku telah mencoba berbagai hal untuk menjadi pribadi baik bersama, bertahan karena satu tujuan yang sama-sama kita impikan, kita hayalkan, kita rencanakan. Entah ini cobaan atau ditujukan, bahwa aku tak mampu menjalani sendiri, bahwa aku tak dapat ...