Berawal dari tatap, indah senyummu memikat. memikat hati ku yang hampa lara~~
Ini cerita berawal dari teman di masa lalu, Ya! mungkin bisa dibilang mantan kecil, cinta monyet waktu SD.
Seiring berjalannya waktu, sejalan dengan waktu jam. hari-hari terlewati hingga akhirnya aku mendengar kabar bahwa salah satu teman ku dulu mengalami depresi berat entah karena apa dan siapa. awalnya aku hanya menganggap semua itu biasa apalagi hanya karena putus cinta, sempat aku mengganggap nya berlebihan. tapi.... banyak yang tidak aku tahu.
setiap hari aku hanya bisa melihat yang dia tulis di media sosial nya, semakin lama semakin hilang.....dan aku terus bertanya "Dia kemana?" "ada apa dengan dia sampai dia menghentikan tulisannya di media sosial?" "apa yang terjadi?"
Sikap ku masih acuh tak acuh karena biarpun dia teman ku atau katakanlah mantan di sekolah dasar dulu tapi di sisi lain aku punya seorang kekasih yang lebih penting ku urusi. aku menutup mata untuk sekitar ku, teman-temanku. Tapi disuatu malam entah apa yang ada di pikiran ku, aku terus bertanya "Sebenernya ada apasih sampe dia segitu galau nya". Pucuk di cinta ulam pun tiba kalo kata pribahasa, salah satu teman ku mengajak ku bergosip ria dan akhirnya aku tau kenapa dia dan karena apa dia seperti itu. Hanya kasian dan sedih yang ada di benakku, Depresi nya begitu parah.
Dia gak berani keluar rumah, dia selalu nangis terus-terusan, dia selalu mengeluhkan yang dia rasakan. teman-teman nya pun tak di dengar dan tak ada yang berhasil untuk membuat dia survive lagi. Teman-teman nya aja gak bisa, apalagi aku? pikirku.
Tapi berbeda dengan pikiran teman-temannya, mereka memaksa ku untuk mencoba mendekati pelan-pelan agar dia mau keluar rumah dan bertemu yang lain, "Dia masih muda, Kasian kalo kaya gitu terus" ucap salah satu temannya.
IYA, tapi kenapa harus aku? aku pun gak bisa untuk dekat dengan dia karena disisi lain ada hati yang harus aku jaga. Lagi-lagi pertanyaan ku terjawab "kenapa harus aku?" "karena aku pernah jadi alasannya senyum nya dulu". Dengan berat hati dan mencoba ikhlas membantu aku memberanikan diri untuk menyapa masa lalu.
"Hai...."
Berawal dari Hai dan akhirnya kita sampai sejauh ini, semakin lama dia mulai menunjukan apa yang dia rasakan, dia mulai terbuka, cerita, dan lucu nya lagi dia mulai bertanya untuk tau apa yang harus dia lakukan. Karna depresi nya yang berat kadang otak dan gerakan badannya agak ga sinkron. Akhirnya aku memutuskan untuk mangajak nya main dengan yang lain, tapi lagi-lagi dia bilang "gamau", lagi-lagi dia bilang "gak pede" lagi-lagi dia bilang "gua malu".
Yaaaa, memang hal-hal yang membuatnya depresi itu menghilangkan kepercayaan diri nya, merenggut keberaniannya. tapi dia ga selama nya begini terus.
Suatu ketika aku agak sedikit memaksa dia agar keluar untuk bertemu dengan ku, dengan ragu-ragu dan sedikit paksaaan dariku dan juga bantuan teman-temannya akhirnya dia datang menemuiku dan teman-temanku, yang bisa aku berikan disaat meliat dia keluar rumah pertama kali itu hanya senyum keberhasilan. Ya! dia meninggalkan zona nyamannya, meninggalkan kamarnya, meninggalkan rumahnya. aku bangga terhadap diri ku sendiri, aku bukan psikolog atau apapun tapi aku bisa membalikan kepercayaan diri nya.
Waktu berlalu begitu cepat, mungkin ini waktu nya aku harus berhenti karena aku tidak bisa terus-terusan untuk seperti ini. Aku hanya berniat membantu sampai dia bisa kembali percaya diri. semua sudah kulakukan dan semua sudah berhasil, dia sudah mulai keluar rumah, main dengan teman-temannya jadi semua niat ku itu sudah cukup. dan aku harus berhenti disini.....aku harus berhenti karena aku merasakan tekanan dari berbagai pihak untuk tidak mengecewakan dia.
Loh? kenapa harus aku? aku bukan siapa-siapanya, kenapa aku harus tidak mengecewakan dia? bentak ku ke salah satu temanku. Aku bukan marah tapi aku sedikit kecewa. ini bukan tanggung jawab ku sepenuhnya, niat ku membantu apakah akan berujung satu pihak disakiti?
Aku ga mungkin meninggalkan seorang yang dari dulu ada di hidupku untuk seorang dulu yang hadir lagi di hidupku. Gak mungkin.......
Tapi salah satu temanku bilang "dia bisa setres lagi kalo lu tinggalin".
hah! aku sudah terjebak permainan ku sendiri, ini bukan pilihan. pacarku atau dia bukan lagi pilihan,
Karena mereka dua orang yang berbeda.
Aku terus hidup dalam tekanan, berhari-hari. aku memikirkan siapa yang harus aku sakiti? sepertinya aku tidak sesanggup itu. waktu demi waktu semuanya mengalir seperti air. begitu saja, hingga ada satu titik lelah ku dengan pacarku dan mantanku. akhirnya aku memutuskan untuk melepaskan keduanya dan aku yang tersakiti, aku memutuskan pacarku dan aku menjauhi mantan ku dulu. drama memang. tapi hukum alam masih berlaku di dunia ini.
Jika Allah menginginkan kebaikan kepada seseorang,
Allah akan memberinya cobaan (HR.Ahmad)
Komentar
Posting Komentar