Langsung ke konten utama

Dia Bukan Lagi Yang Ku Kenal

Beberapa tahun berlalu susah senang aku lewatin dengan seseorang yang sudah hampir 6 tahun aku kenal.
seseorang yang dulu mewarnai hidupku, seseorang yang dulu menjadi satu-satunya orang yang bisa buat hati ini tenang ketika gundah, seseorang yang selalu mengusap air mataku ketika ku menangis, seseorang yang selalu memeluk ku disaat aku merasa lelah dengan hidup ini. tapi kini aku kehilangan seseorang itu....

tahun ke ke-4 kita menjalani hubungan ini, tak pernah lagi ku mendengar kalimat-kalimat mu yang selalu menenangkan ku, pintu kamar ku tak lagi kau buka untuk sekedar mencium kening ku disaat aku sakit, tak ada lagi pesan singkat yang masuk ke telepon genggam ku untuk hanya sekedar bilang "kamu jangan nakal, aku sayang kamu" , tak ada lagi telpon yang masuk hanya untuk menanyakan "kamu lagi mau makan apa? entar aku bawain"

hingga aku lupa, apa dan bagaimana rasanya dicintai, hingga aku lupa rasanya di rindukan.
dimana aku disaat kamu terluka? disaat kamu terjatuh? aku disisimu, memelukmu.
dimana kamu disaat aku menangis dan terluka? tidak ada. tidak ada lagi pelukan yang selalu menenangkan ku.

dimana aku disaat kamu sakit? aku merawatmu hingga kamu sembuh. ingatkah?
dimana kamu disaat aku sakit? apakah kamu ingat mengirim pesan singkat hanya untuk menanyakan keadaan ku? tidak :")

apakah kamu tau apa yang aku rasakan? kenapa begitu cepat kamu berubah? kenapa begitu cepat kamu besar dan tampan? 
aku ingat betapa bahagia nya aku dulu setiap pagi kamu mengantar aku ke sekolah, kamu selalu membelikanku permen chuppa chup. 
aku ingat, kamu selalu bilang "kamu seneng banget sih aku beliin ice cream aja. dasar anak kecil"
apa kamu ingat sayang? aku merindukan itu. anak kecil ini merindukanmu :'''')

entah apa yang terjadi. kamu yang dulu kecil berambut jabrik tiga yang sering ku panggil 'cecep', yang dulu selalu ingin lebih tinggi dari aku. kenapa cepat berubah menjadi kamu yang sudah besar, tampan, lebih tinggi dari aku dan sudah mulai mengenal banyak wanita.

dan terjadilah.....kamu yang tak pernah lagi menghargai perasaanku, tak pernah lagi tau apa yang ku inginkan, tak pernah lagi bisa ku tebak.

mengapa semuanya begitu cepat berubah? senyum di bibir menjadi air mata di pipi
tawa ku setiap melihat candamu menjadi tangisku melihat acuh mu.

apakah kamu akan merasa kehilanganku ketika ku tak lagi disisimu?
akankah kau mengingat semua kenangan kita ketika tangan mu menggenggam erat tangannya suatu hari nanti?

entahlah...aku bahagia pernah menjadi bagian dari cinta dan masa lalu mu.
jika Allah mengijinkan kita bersama, kita akan di pertemukan kembali setelah semuanya baik dan takan ada tangis lagi. 

dari aku yang selalu sayang kamu... :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seribu kebaikan akan mudah dilupakan dengan satu kesalahan

Gua tipe orang yang benci kalo udah bicara tentang waktu dan proses, kenapa? LAMA. tapi emang ga pernah munafik kalo waktu dan proses yang buat kita belajar,  yang buat kita dewasa. gua emang munafik kalo bilang diri gua udah dewasa, dan gua gamau di nilai "sok bener" sama orang lain. gua emang pinter ngasih tau orang, nasehatin orang, ngasih solusi ke orang, tapi gua ga bisa ngasih tau, nasehatin dan ngasih solusi ke diri gua sendiri. Kebanyakan orang juga kaya gitu, pasti! Dibalik semua yang orang nilai dengan sebelah mata ataupun dengan kedua matanya tentang gua, ga semua nya bener. Mereka hanya liat sisi "buruk" gua, dan ga pernah inget satu kebaikan gua. Karna gua pernah denger pepatah " When i'm right no one remembers and when i'm wrong no one forget" sama aja kaya " Seribu kebaikan akan mudah dilupakan dengan satu kesalahan"  Gua emang bukan orang yang suka ngungkit kebaikan diri sendiri, cuma sebelum kalian nilai orang sebe...

Pagi...Mendung

Pagi...mendung. Semendung hati ini yang sempat terisak karena mengingat sebuah tangis yang tak tersapu air mata nya oleh siapapun. Dimulai dengan suatu sore tahun 2001 silam, dengan kedua mata ku sendiri... Aku terkaget disaat melihat seorang anak perempuan kecil, di pukul, di injak, di seret di lantai oleh ibu nya sendiri di depan ayah nya dan adik nya. dalam benak ku bertanya, apa yang menjadi kesalahannya sehingga ibu nya tega berbuat seperti itu? kenapa ayah diam saja melihat anaknya pertamanya (mungkin) di perlakukan seperti itu oleh ibu nya? Dengan ketidak tahuan ku, akhirnya aku tau apa yang terjadi. disaat itu, anak yang sedang riang-riangnya tiba-tiba dikagetkan oleh ibu nya yang membentak dan berperilaku kasar dengan memaki dan menuduh anak itu mengambil uang ibu itu yang hanya sebesar 10ribu-15ribu seingatku. anak itu dengan sedihnya cuma bisa berkata "aku ga ngambil uang ibu...", apakah ibu itu tinggal diam? tidak. Ibu terus memaki, menyeret, bahka...

Bad

ini bukan pertama kalinya aku merasakan patah hati setelah bertahun-tahun menjalani hubungan, ini kali kedua setelah 5 tahun yang lalu dan aku merasakan sedikit ke khawatir-an yang berarti tentang kehilangan. Aku pernah berada di posisi lebih buruk dari ini dan lebih terpuruk dari ini, sama-sama di sia-siakan. Entahlah, aku yang santai atau memang perasaan ini tidaklah begitu buruk dari sebelumnya. Hanya ada sedikit ke khawatiran kecil yang memenuhi kepala ku, bagaimana jika... Aku tidak pernah sekalipun memaksa kan orang lain untuk terus bersama, bukan karena aku menyerah tapi aku hanya pasrah atas semua keputusan yang ada. Bagaimana pun, aku telah melakukan semua hal yang baik dan apa yang harus ku lakukan di akhir hubungan ini. Aku telah mencoba berbagai hal untuk menjadi pribadi baik bersama, bertahan karena satu tujuan yang sama-sama kita impikan, kita hayalkan, kita rencanakan. Entah ini cobaan atau ditujukan, bahwa aku tak mampu menjalani sendiri, bahwa aku tak dapat ...