Langsung ke konten utama

Pahlawan Kesiangan

Menjalin hubungan denganmu adalah salah satu fase hidup yang tak pernah kusesali, sama sekali. Kau perlu tahu itu.

Jatuh cinta pada siapa adalah hal yang tak bisa kita ramalkan. Begitu pula saat dahulu kita saling suka. Serta merta dunia serasa menjadi sepetak saja. Dan kitapun menjadi sepasang anak muda yang kasmaran.

Kau yang selalu duduk di sana menemaniku menghabiskan makan malam. Kau yang khusyuk membiarkanku bercerita banyak hal. Kau yang datang menghiburku saat sedang kebingungan. Semua berjalan tanpa banyak gangguan. Aku berterima kasih akan kenangan itu.

Tapi perlahan aku sadar, mencintaimu itu seperti bunuh diri. Rasa yang aku beri telah kau goresi.

Hingga hari itu tiba. Kuman telah kau tumbuhkan sendiri untuk menggerogoti janji. Bilangmu, kau akan menjaga hati, tapi kau malah membiarkannya terkontaminasi. Katamu, aku tak akan terganti, tapi nyatanya kau mencari-cari lagi.

Dengan gampang, kau mempersilahkan orang lain menyusup ke dalam. Membiarkan hatimu terbagi. Dengan belati kau mengikisi hatiku yang telah lama jadi penghuni. Membuatku tak punya pilihan lain kecuali pergi.

Berpisah denganmu bukanlah sebuah pilihan, tapi keharusan yang tak bisa ku alpakan

Ibarat dataran kosong, kini kau sudah membuat lubang cukup besar di hatiku. Kau juga yang membuatnya jadi beku. Hingga tak bisa lagi kupakai untuk mencintaimu.

Barangkali kau perlu tahu, saling mencintai itu tak seperti bermain kartu. Sesekali kau juga harus siaga menjaganya baik-baik saja tanpa hanya pasrah pada keadaan. Kau juga perlu menjaga janji tanpa harus bersembunyi dibalik kata “wajar”. Toh, sarapan untuk cinta adalah setia.

Memutuskan pergi bukan berarti aku benci. Jujur saja, aku lebih ingin menyelamatkan diri.

Sekarang, “kau” adalah masa lalu yang telah menjadi sejarah. Hanya bisa dibaca tanpa pernah mungkin jadi tempat singgah.

Berulang-ulang kau bilang tak akan mengulang. Aku hanya bisa diam. Berkali-kali kau bilang maaf. Aku tak keberatan untuk mengabulkan.

Kau adalah masa lalu. Kita adalah kenangan. Mencintaimu adalah pelajaran. Luka itu juga pengalaman. Semuanya sudah usai dari sekarang.

Sayangnya, penyesalan itu memang seperti pahlawan kesiangan, seringkali datangnya belakangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Bukan Lagi Yang Ku Kenal

Beberapa tahun berlalu susah senang aku lewatin dengan seseorang yang sudah hampir 6 tahun aku kenal. seseorang yang dulu mewarnai hidupku, seseorang yang dulu menjadi satu-satunya orang yang bisa buat hati ini tenang ketika gundah, seseorang yang selalu mengusap air mataku ketika ku menangis, seseorang yang selalu memeluk ku disaat aku merasa lelah dengan hidup ini. tapi kini aku kehilangan seseorang itu.... tahun ke ke-4 kita menjalani hubungan ini, tak pernah lagi ku mendengar kalimat-kalimat mu yang selalu menenangkan ku, pintu kamar ku tak lagi kau buka untuk sekedar mencium kening ku disaat aku sakit, tak ada lagi pesan singkat yang masuk ke telepon genggam ku untuk hanya sekedar bilang "kamu jangan nakal, aku sayang kamu" , tak ada lagi telpon yang masuk hanya untuk menanyakan "kamu lagi mau makan apa? entar aku bawain" hingga aku lupa, apa dan bagaimana rasanya dicintai, hingga aku lupa rasanya di rindukan. dimana aku disaat kamu terluka? disaat

Seribu kebaikan akan mudah dilupakan dengan satu kesalahan

Gua tipe orang yang benci kalo udah bicara tentang waktu dan proses, kenapa? LAMA. tapi emang ga pernah munafik kalo waktu dan proses yang buat kita belajar,  yang buat kita dewasa. gua emang munafik kalo bilang diri gua udah dewasa, dan gua gamau di nilai "sok bener" sama orang lain. gua emang pinter ngasih tau orang, nasehatin orang, ngasih solusi ke orang, tapi gua ga bisa ngasih tau, nasehatin dan ngasih solusi ke diri gua sendiri. Kebanyakan orang juga kaya gitu, pasti! Dibalik semua yang orang nilai dengan sebelah mata ataupun dengan kedua matanya tentang gua, ga semua nya bener. Mereka hanya liat sisi "buruk" gua, dan ga pernah inget satu kebaikan gua. Karna gua pernah denger pepatah " When i'm right no one remembers and when i'm wrong no one forget" sama aja kaya " Seribu kebaikan akan mudah dilupakan dengan satu kesalahan"  Gua emang bukan orang yang suka ngungkit kebaikan diri sendiri, cuma sebelum kalian nilai orang sebe

Berteman dengan masa lalu

dari dulu gua sukaaaa banget nemenin orang dari nol (0) sampe dia bisa beli apa-apa sendiri. Tapi setelah dia bisa beli apa-apa sendiri, dia lebih suka nikmatin nya sama orang lain kayanya daripada sama gua wkwk. salah gua dimanaaaaa?wkwk jadi, pernah gua pacaran dari SMA kelas satu, kalo sekarang sih bilang nya kelas 9. itu pacaran dari jaman nya sama-sama item dop sampe putih ga bersih-bersih amat sih wkwk ada juga dari jaman pacaran naik angkot kemana-kemana lu bayangin sampe punya motor sendiri ada juga dari jaman motor lama terus dijual naik angkot terus sampe punya motor lagi ada juga dari jaman pacaran bawa motor sampe bawa mobil daaaan ada juga dari jaman nganggur sampe pada punya kerjaan. anjirrr setia banget gak sih gua nungguin mereka pada sukses wkwk tapi sayangnya bahagia mereka ga cuma buat gua (ciye sedihhh). tapi ga semua dari mereka yang memutuskan untuk dengan yang lain, tapi ada juga karna gua ngerasa udah ga bisa. dan yang paling tragis entah kenapa dar